
Dosen Sastra Unisa Teliti Degradasi Penggunaan Bahasa Dampelas
DONGGALA-Sejumlah bahasa daerah di Sulawesi Tengah saat ini mengalami degradasi jumlah penutur. Bahkan beberapa bahasa lokal tersebut terancam punah. Salah satunya bahasa daerah tersebut yang mengalami penurunan jumlah penutur secara signifikan adalah bahasa Dampelas.
Menurunnya jumlah penutur bahasa Dampelas, selain disebabkan karena pengaruh modernisasi, kawin campur, juga karena masuknya bahasa daerah dari luar serta kehadiran bahasa Indonesia yang dominan digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
Menyikapi kondisi tersebut, sejumlah dosen dari Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat Palu bekerjasama pemerintah desa dan tokoh masyarakat melakukan fokus grup diskusi untuk membahas upaya pelestarian bahasa Dampelas. Kegiatan yang berlangsung sehari ini,digelar di Aula Kantor Desa Talaga, Kecamatan Dampelas.
Dalam diskusi tersebut, dosen yang juga tim peneliti tersebut menawarkan strategi yang harus dilakukan untuk mempertahankan bahasa Dampelas. Selain pembuatan kurikulum muatan lokal di sekolah, juga perlunya upaya pelestarian melalui seni budaya.
Ketua tim peneliti, Syamsuddin mengatakan degradasi penggunaan bahasa Dampelas tentunya menjadi keprihatinan bersama sehingga perlu upaya revitalisasi yang melibatkan pihak terkait.
Tawaran tersebut mendapat sambutan positif dari pemerintah desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat Dampelas. Mereka mengapresiasi langkah dosen dan peneliti dari Fakultas Sastra Unisa Palu yang turun tangan membantu upaya pelestarian bahasa Dampelas.
Kepala Desa Talaga, Maskar Karama memuji langkah dosen Unisa Palu tersebut dan siap memberikan dukungan. Ia sepakat perlunya langkah konkret dalam pelestarian bahasa Dampelas.
Hal senada disampaikan Jasman, tokoh adat Dampelas yang mengaku siap membantu para peneliti dalam memberikan data ataupun kegiatan pendukung yang membantu pelestarian bahasa Dampelas. ’’Kami sangat senang dan setuju dengan kegiatan yang dilakukan hari ini,’’tandasnya.(SCW)



